SEJARAH DAN KEUTAMAAN RATIBUL ATHOS
Bacalah walupun panjang postingsn ini,tp sangat bermanfaat buat kita jama'ah majelis Rasulullah yg sering baca Ratib ini
Makna Ratib Kata Ratib diambil dari kata Rotaba Yartubu Rotban Rutuuban
atau Tarottaba Yatarottabu Tarottuban, yang berarti tetap atau tidak
bergerak. Jadi kata Ratib menurut Lughot (bahasa) artinya kokoh atau
yang tetap. Sedangkan menurut istilah, Ratib diambil dari kata
Tartiibul-Harsi Lil-Himaayah ( penjagaan secara rutin untuk melindungi
sesuatu atau seseorang ). Apabila disebuah tempat ada bala tentara yang
berjaga guna melindungi masyarakat, maka mereka disebut Rutbah, dan jika
yang berjaga satu orang maka disebut Ratib, para ulama berpendapat
makna Ratib adalah kumpulan atau himpunan ayat-ayat Al-qur’an dan
untaian kalimat-kailmat dzikir yang lazim diamalkan atau dibaca secara
berulang-ulang sebagai salah satu cara untuk bertaqorrub (mendekatkan
diri kepada Allah SWT)
Keberkahan Ratib Al-Habib Umar Bin
Abdurrahman Al-Atthos.Ratib Habib Umar yang dibari nama Azizul Manl
Wafathul Babil Wisol seperti dikatakan oleh Al-Habib Ali bin Hasan
AL-Atthos di dalam kitab Al-Qirthos bagian kedua juz pertama : “ Ratib
Habib Umar merupakan hadiah yang tertinggi dari Allah bagi umat Islam
melalui Habib Umar “.ketahuilah bahwa Ratib yang besar dan Hizib yang
kokoh dan sumber yang murni ini, yaitu Ratib Habib Umar Al-Atthos
terkandung didalamnya rahasia-rahasia dan Nur-Nur, manfaat yang besar,
faedah-faedah yang luar biasa tinggi nilainya, dan tak dapat
diperkirakan batas kekuatan pemeliharaanya.
Al-Habib Ali bin Hasan
Al-Atthos mengatakan sepengetahuan kami Al-Habib Umar tidak ada sesuatu
yang di tinggalkannya berupa bekas peninggalan ( seperti kitab atau
masjid terkecuali Ratib ini ) maka dengan jelas Ratib ini diintisabkan
kepada pribadinya langsung.
As-Sayyid Al-Imam Isa bin Muhammad
Al-Habsyi berkata : “Bahwa sering kami mendengar Al-Habib Umar dalam
pembicaraan-pembicaraanya selalu menyebutkan kelebihan dan kebesaran
Ratib ini dan beliau mengtakan banyak orang yang datang kepadanya
mengeluhkan tentang kesempitan penghidupan mereka, maka mereka
disuruhnya membaca dengan zikir Tauhid sesudahnya Ratib, mereka pun
mengamalkannya dan Allah Ta’ala lepaskan semua kesulitan mereka, dengan
berkat beliau dan Ratibnya.
As-Sayid Isa pun mengatakan bahwa ada
orang dipercayai mengabarinya bahwa dia mendengar dari Syeikh Ali bin
Abdullah Ba-Ross (beliau adalah murid terdekat merangkap Khodam Habib
Umar ) berkata : “ Saya melihat sebuah kitab tertulis disitu bahwa
barang siapa yang merutinkan membaca Ratib ini diharapkan akan terampuni
semua dosa-dosanya”.
Adapula jama’ah dari Al-Mukhtamadun ( yang
dipercaya ) mereka mengkisahkan apa yang mereka ketahui mengenai apa
yang terjadi atas diri As-Sayid Alwy bin Alwy bin Abdullah ibn
Al-Musawwa , yaitu pada tahun terakhir hayatnya beliau berziarah ke kota
Tarim, Sayid Alwy jatuh sakit, sakit yang membawa kepada ajalnya,
sehingga nyaris terjadi pada saat itu juga, melihat keadaan itu maka
Al-Habib Abdullah bin Alwy Al-Haddad berkata kepadanya : “ Wahai Sayid
Alwy, ketahuilah bahwa ajalmu telah tiba saatnya dan tidak diragukan
lagi”. Maka dijawab oleh Sayid Alwy : “ wahai Habib Abdullah do’akan
saya agar saya dapat penundaan umur sehingga saya bisa sampai kerumah
saya dikota Amed dan berkesempatan melihat anak-anak saya dan berkumpul
bersama keluarga saya “. Dijawab oleh Habib Abdullah bin Alwy Al-Haddad :
“ Engkau perbanyaklah mengucapkan apa yang diucapkan oleh Al-Habib Umar
Al-Atthos dalam Ratibnya yaitu :
"Wahai Yang Maha berlemah lembut,
engkau selamanya begitu, berlemah lembutlah terhadap kami dalam segala
kejadian, sesungguhnya engkau Maha berlemah lembut dan takkan berubah,
berlemah lembutlah terhadap kami dan kaum muslimin ".
Ucapkanlah
terus sampai engkau tiba ditempatmu “. Maka mulai saat itu juga Sayid
Alwy mengulang-ulangi ucapan itu dan beliau berkata : “ Saat itu juga
saya mendapat kesembuhan dan bertolak pulang dari Tarim sambil
mengulang-ulangi disepanjang perjalanan, sampai saya tiba di kota Amed
dengan selamat, beliau sempat tinggal bersama keluarganya selama dua
bulan terhitung dari waktu tibanya di rumahnya, setelah itu wafat ke
rohmatulloh di rumahnya.
Al-Habib Ali Hasan Al-Atthos menceritakan
bahwa ada penduduk satu dusun yang terkenal dengan sebutan “Al-Mas’ud”
yaitu satu kabilah dari kabilah Nawwah, mereka ini memiliki keyakinan
yang kuat dan mencintai Al-habib Umar ( Shohibur Ratib ), mereka juga
memiliki kebiasaan membaca Ratib dimana pun mereka berada, begitu pula
saat-saat mereka turun gunung, baik laki-lakinya maupun wanitanya, malah
termasuk anak-anak mereka pun turut membacanya, dan saya sendiri pernah
turun ketempat mereka dan saya lihat kebanyakan mereka menghapalnya
diluar kepala, benar keadaannya seperti apa yaang disampaikan dan
dicertitakan orang-orang itu kepada saya.
Kemudian ada pula yang
memberitahu saya bahwa, pada sewaktu kunjungan saya kedusun Al-Mas’ud
bertepatan mereka akan diserang oleh musuh mereka dari dusun yang lain
dengan jumlah yang besar, dan mereka (Al-Mas’ud) tidak menyadari akan
ancaman itu dan mereka tetap dengan kebiasaan mereka yaitu tiap malam
membaca Ratib ini, dan pada suatu malam, ada yang mengintai mereka,
beberapa orang mata-mata dari pihak musuh itu, untuk memperhatikan
keadaan AL-Mas’ud itu dan situasi setempat, pada saat pengintaian itu
mereka mendengar penduduk Al-Mas’ud sedang membaca :
" Dengan nama Allah kami beriman dengan Allah dan siapa beriman dengan Allah tidak ada yang perlu ditakutkannya ".
Mendengar itu salah seorang dari mata-mata itu, dan rupanya dialah
ketuanya, maka dia berkata kepada kawan-kawannya :” Aku kasihan kepada
kalian ( yaitu kawan-kawannya sendiri ) jika kamu menggangu mereka kamu
sendirilah yang akan binasa, kemudian dia berkata lagi kepada
teman-temannya itu : “jangan kamu ganggu lagi mereka itu untuk
selamanya”, mereka pun lalu kembali ke rombongan mereka dan membatalkan
rencana mereka semula.
Sungguh tulisan yang ringkas ini tak mampu
mengungkapkan kemulian serta keutamaan Ratib Al-Habib Umar Al-Attos
yang begitu luas dan begitu dalam hanya kami ingin mengambil keberkahan
dari Al-Habib Umar bin Abdurrahman Al-Atthos mudah-mudahan kita dapat
Ratib ini dan semoga kita di kumpulkan bersama beliau rhm serta
orang-orang yang mencintai dan dicintai beliau rhm. Amien.
Sumber : “Kitab Al-Qirthas Lil-Habib Ali bin Hasan Al-Atthos”
Sumber Kelebihan Ratib: Huraian Ratib Al-Habib Umar bin Abdul Rahman Al-Attas
Makna Ratib
Perkataan Ratib mempunyai banyak arti. Ratib yang dimaksudkan di sini
Istilah Ratib digunakan
kebanyakkannya di negeri Hadhramaut dalam menyebut zikir-zikir yang
biasanya pendek dengan bilangan kiraan zikir yang sedikit (seperti 3, 7,
10, 11 dan 40 kali), senang diamalkan dan dibaca pada waktu-waktu yang
tertentu iaitu sekali pada waktu pagi dan sekali pada waktu malam.
Terdapat Ratib al-Haddad, Ratib al-Aidrus, Ratib al-Muhdhor dan
lain-lain.
Keutamaan Ratib
Berkata sebilangan ulama ahli
salaf, antara keutamaan ratib ini bagi mereka yang tetap mengamalkannya,
adalah dipanjangkan umur, mendapat Husnul-Khatimah, menjaga segala
kepunyaannya di laut dan di bumi dan senantiasa berada dalam
perlindungan Allah.
Bagi mereka yang mempunyai hajat yang tertentu,
membaca ratib pada suatu tempat yang kosong dengan berwuduk, mengadap
kiblat dan berniat apa kehendaknya, Insya-Allah dimustajabkan Allah.
Para salaf berkata ia amat mujarrab dalam menyampaikan segala permintaan
jika dibacanya sebanyak 41 kali.
Antara kelebihan ratib ini adalah,
ia menjaga rumahnya dan 40 rumah-rumah jirannya dari kebakaran,
kecurian dan terkena sihir. As-Syeikh Ali Baras berkata: “Apabila dibaca
dalam suatu kampung atau suatu tempat, ia mengamankan ahlinya seperti
dijaga oleh 70 pahlawan yang bekuda. Ratib ini mengandungi rahsia-rahsia
yang bermanfaat. Mereka yang tetap mengamalkannya akan diampunkan Allah
dosa-dosanya walaupun sebanyak buih di laut.”
Bagi mereka yang
terkena sihir dan membaca ratib, Insya-Allah diselamatkan Allah dengan
berkat Asma’ Allah, ayat-ayat al-Quran dan amalan Nabi Muhammad s.a.w.
Al-Habib Husein bin Abdullah bin Muhammad bin Mohsen bin Husein
al-Attas berkata: “Mereka yang mengamalkan ratib dan terpatuk ular
nescaya tidak akan terjadi apa-apa pada dirinya. Bagi orang yang takut
nescaya akan selamat dari segala yang ditakuti. Pernah ada seorang yang
diserang oleh 15 orang pencuri dan dia selamat.”
Pernah datang satu
kumpulan mengadu akan hal mereka yang dikelilingi musuh. Al-Habib Husein
menyuruh mereka membaca ratib dan beliau jamin Insya-Allah mereka akan
selamat.
Ada sebuah kampung yang cukup yakin dengan Habib Umar
al-Attas dan tidak tinggal dalam membaca ratibnya. Kecil, besar, tua dan
muda setiap malam mereka membaca ratib beramai-ramai dengan suara yang
kuat. Kebetulan kampung itu mempunyai musuh yang hendak menyerang
mereka. Kumpulan musuh ini menghantar seorang pengintip untuk mencari
rahsia tempat mereka supaya dapat diserang. Kebetulan pada waktu si
pengintip datang dengan sembunyi-sembunyi mereka sedang membaca ratib
dan sampai kepada zikir:
Ertinya: Dengan nama Allah, kami beriman kepada Allah dan barang siapa yang beriman kepada Allah tiada takut baginya!
Mendengar tiada takut baginya, dan diulangi sampai tiga kali, si
pengintip terus menjadi takut dan kembali lalu menceritakan kepada
orang-orangnya apa yang dia dengar dan mereka tidak jadi menyerang. Maka
selamatlah kampung itu.
Nama-nama Ratib
Ratib al-Habib Umar bin Abdurrahman ini mempunyai banyak nama. Antaranya adalah:
Ertinya: Sesuatu yang sukar diperolehi dan kunci bagi pintu penghubung
kepada Allah. Nama inilah yang dipilih oleh al-Habib Muhammad bin Salem
al-Attas apabila menyusun Ratib al-Habib Umar dalam bahasa Arab, Melayu
dan Tamil. Artinya: Kubu yang kukuh.
Ertinya: Belerang yang merah.
Satu istilah bagi mentafsirkan sesuatu benda yang amat berharga yang
sukar didapati pada sebarang waktu atau tempat. Artinya: Pati segala
zikir.
Ertinya: Magnet rahsia-rahsia bagi mereka yang tetap
mengamalkannya pada waktu malam dan siang. Artinya: Penawar bagi racun
yang mujarrab. Menurut kata al-Habib Husein bin Abdullah al-Attas, nama
ini dinamakan oleh gurunya al-Habib Ahmad bin Hasan apabila menerangkan
kelebihan Ratib al-Habib Umar.
Artinya: Sumber pencapaian dan kunci
bagi pintu penghubung kepada Allah. Nama ini hanya terdapat di Tajul
A’ras oleh al-Habib Ali bin Husein yang menerangkan bahawa dalam kitab
al-Qirtas yang beliau perolehi tertulis nama Ratib al-Attas sebagai
Manhal al-Manal dan tidak Azizul Manal.
Sejarah Ratib
Ratib ini dikarang oleh al-Habib Umar bin Abdurrahman al-Attas dan
sekarang telah berusia kira-kira 400 tahun. Ratib ini sehingga kini
banyak dibaca di negara-negara seperti di Afrika termasuk Darussalam,
Mombassa dan Afrika Selatan. Juga di England, Burma (Myanmar), India dan
negara-negara Arab. Di Afrika ia disebarkan oleh murid-murid al-Habib
Ahmad bin Hasan seperti al-Habib Ahmad Masyhur al-Haddad dan lain-lain.
Di India, Kemboja dan Burma oleh al-Habib Abdullah bin Alawi al-Attas.
Sehingga sekarang kumpulan-kumpulan ratib al-Habib Umar atau Zawiyah
masih diamalkan di Rangoon dan di beberapa daerah di Burma. Tetapi
mereka lebih terkenal di sana dengan Tariqah al-Attasiyah.
Ratib ini
telah lama sampai di Malaya, Singapura, Brunei dan Indonesia. Antara
keterangan ratib ini yang diterbitkan dalam bahasa Melayu di Singapura
adalah sebuah kitab kecil yang bernama Fathu Rabbin-Nas yang dikarang
oleh al-Habib Husein bin Abdullah bin Muhammad bin Mohsen bin Husein
al-Attas. Tarikh selesai karangan ini adalah pada pagi Jumaat 20hb
Jumadil Awal 1342 (20hb Disember 1923). Ia diterbitkan dengan
perbelanjaan C.H Kizar Muhammad Ain Company pengedar kain pelekat cap
kerusi yang beribu pejabat di Madras, India dan dicetak oleh Qalam
Singapura.
Pada tahun 1939, al-Habib Muhammad bin Salim al-Attas
telah menerbitkan sebuah kitab yang bernama Miftahul Imdad yang dicetak
di Matbaah al-Huda di Pulau Pinang. Kitab ini mengandungi wirid-wirid
datuk beliau al-Habib Ahmad bin Hasan al-Attas tetapi terdapat juga
ratib al-habib Umar bin Abdurrahman al-Attas di dalamnya.
Mengikut
al-Habib Muhammad bin Salem al-Attas, al-Habib Hasan bin Ahmad al-Attas
pada suatu masa dahulu telah mencetak Ratib al-Attas menerusi
percetakannya Mutaaba’ah al-Attas (Al-Attas Press) yang pejabatnya
terletak di Wadi Hasan, Johor Bahru, Malaysia. Percetakan ini bergiat di
Johor pada kira-kira tahun 1927.
Waktu Membaca Ratib al-Attas
Disebutkan di dalam kitab al-Qirtas: “Telah menjadi tradisi bagi para
sesepuh kami, khususnya tradisi dari al-Habib Husein bin Umar membaca
Ratib al-Attas adalah setelah solat Isya’. Kebiasaan itu dilakukan oleh
Habib Husein beserta pengikut-pengikutnya secara turun-temurun kecuali
di bulan Ramadhan. Adapun di bulan Ramadhan bacaan ratib itu dibaca
sebelum solat Isya’. Tetapi bagi yang gemar berzikir banyak yang membaca
ratib al-Attas ini di waktu pagi dan di waktu sore, sebab di antara
kalimat-kalimat yang dizikirkan ada zikir-zikir yang disunnahkan untuk
membacanya di waktu pagi dan di waktu sore seperti tertera di dalam
hadis-hadis Nabi s.a.w.
Dikatakan oleh Habib Ali bin Hasan
al-Attas di dalam kitab al-Qirtas bahawa Habib Umar suka membaca
ratibnya secara rahsia tanpa suara, sebab beliau menginginkan bacaan
ratibnya itu lebih berkesan di hati yang membacanya dan lebih ikhlas
karena Allah. Hal itu sesuai dengan firman Allah:
“Dan sebutlah
(nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan
dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah
kamu termasuk orang-orang yang lalai”.(Al A’raf: 205)
Dan firman Allah:
“Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu.
Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai”. (Luqman: 19)
Jika ratib al-Attas ini dibaca secara berkelompok, maka hendaklah dibaca
dengan suara yang tiada terlalu keras dan tiada terlalu pelan, sesuai
dengan firman Allah:
“Dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam
solatmu dan janganlah pula selalu merendahkannya dan carilah jalan
tengah di antara keduanya”. (Al-Isra’: 110)
Ratib Habib Umar
Ratib Habib Umar yang diberi nama Azizul Manal Wa Fathu Bab al-Wisol
seperti dikatakan oleh Habib Ali bin Hasan al-Attas di dalam kitab
al-Qirtas bagian kedua juz pertama: “Ratib Habib Umar merupakan hadiah
yang tertinggi dari Allah bagi umat Islam lewat Habib Umar.” Peninggalan
beliau yang paling mahal hanyalah ratib yang beliau tinggalkan bagi
umat ini. Ratib Habib Umar merupakan wirid yang banyak mendatangkan
faedah bagi yang membacanya setiap waktu, terutama bagi yang sedang
menghadapi kesulitan. Al-Habib Isa bin Muhammad al-Habsyi mengatakan
bahawa Habib Umar banyak sekali menyebutkan akan keutamaan-keutamaan
ratib ini. Pernah disebutkan bahawa ketika ada sekelompok orang datang
kepada Habib Umar mengeluh kesulitan pencarian dan lamanya musim kemarau
yang menimpa kepada mereka selama beberapa waktu. Mereka diperintah
membaca Ratib beliau dan dzikir Tauhid. Setelah mereka mengerjakannya,
maka dengan berkat bacaan itu, Allah memberi keluasan hidup bagi mereka.
Menurut Syeikh Ali Baras, jika Ratib Habib Umar dibacakan bagi penduduk
suatu desa atau bagi suatu keluarga, maka desa itu atau keluarga itu
akan dipelihara oleh Allah dengan peliharaan yang amat ketat.
Selanjutnya Syeikh Ali berkata: “Pernah aku diceritai oleh sebagian
orang bahawa ketika mereka takut menghadapi rampok yang akan menjarah
rumah mereka, maka mereka membaca Ratib Habib Umar sehingga rumah mereka
tidak sampai dijarah oleh kaum perampok itu meskipun jumlah mereka
sebanyak 15 orang”.
Wahai orang-orang yang beriman perbanyaklah ingatan kamu kepada Allah SWT dan pujilah Dia pagi dan petang (Al-Ahzab : 41 )
Dipetik dari: Kelebihan Ratib: Huraian Ratib al-Habib Umar bin Abdul
Rahman al-Attas, oleh Syed Hassan bin Muhammad al-Attas, Masjid Ba’alwi
Singapura, terbitan Hamid Offset Service